Rabu, 20 April 2016



Cengkodok, Tumbuhan Liar yang Banyak Manfaat
Oleh : Nurdianti Awaliyah
(Ketua Bidang Eksternal)
Majelis Rayon KAHMI Pontianak Utara



Foto : Tumbuhan Cengkodok di pinggir jalan


Masyarakat Provinsi Kalimantan Barat, khususnya penduduk Kecamatan Pontianak Utara pasti sudah sangat mengenal dengan tumbuhan cengkodok. Tumbuhan liar yang mempunyai buah kecil berwarna hitam keunguan ini sering kita makan waktu masa kanak-kanak dulu. Rasa buahnya yang manis agak-agak kelat ini selalu meninggalkan warna ungu pekat di lidah setelah kita memakannya. Bunganya yang cantik berwarna ungu muda juga sering sekali kita petik untuk kita jadikan mainan pasar-pasaran. Tumbuhan ini tumbuh di pinggiran jalan atau di lahan tanah yang kosong.


Tumbuhan cengkodok memiliki nama ilmiah Melastoma Malabathricum L yang merupakan famili dari Melastomataceae  dan merupakan ordo dari Myrtales yaitu merupakan salah satu bangsa tumbuhan berbunga. Kata “Melastoma” berasal dari bahasa Yunani yang berarti “mulut hitam”, hal ini dikarenakan warna hitam keunguan yang tertinggal di mulut ketika kita memakan buahnya. Tumbuhan cengkodok mengandung senyawa flavonoid, tanin, saponin, glikosida dan steroid.
Senyawa flavonoid merupakan senyawa metabolit sekunder (metabolit yang dimanfaatkan untuk mempertahankan diri dan berkompetisi dengan makhluk hidup lain di sekitarnya) yang terdapat pada tanaman hijau. Tumbuhan yang mengandung flavonoid banyak dipakai dalam pengobatan tradisional. Hal tersebut disebabkan flavonoid mempunyai berbagai macam aktivitas terhadap macam-macam organisme. Pada tumbuhan cengkodok, flavonoid berfungsi sebagai anti bakteri, antioksidan dan jika diberikan pada kulit dapat menghambat pendarahan. Senyawa flavonoid terdapat pada semua bagian tumbuhan termasuk daun, akar, kayu, kulit, bunga, buah, dan biji.
Salah satu senyawa flavonoid yang terdapat pada tumbuhan cengkodok adalah antosianin yaitu zat yang menyebabkan warna merah, orange, ungu dan biru. Pigmen antosianin inilah yang menyebabkan warna ungu pekat pada buah cengkodok dan warna merah jingga pada bunga cengkodok sehingga tumbuhan cengkodok juga berpotensi sebagai pewarna alami.
















Foto : Ekstraksi Buah Cengkodok, warna ungu pekat (kiri), Ekstraksi Bunga Cengkodok, warna orange (kanan)




Tumbuhan cengkodok juga mengandung senyawa tanin yaitu senyawa yang juga berfungsi sebagai senyawa metabolit sekunder untuk melindungi tumbuhan dari serangan hama yang mempunyai rasa pahit dan kelat. Senyawa inilah yang menambah sensasi rasa kelat pada buah cengkodok. Senyawa tanin ini juga berfungsi sebagai astringent yaitu zat yang dapat menyebabkan jaringan biologis mengkerut. Senyawa tanin biasa digunakan dalam bidang kesehatan dan kecantikan. Dalam bidang kecantikan, senyawa ini umumnya digunakan sebagai toner pembersih wajah untuk menutup pori-pori kulit.

Kandungan senyawa kimia lainnya pada tumbuhan cengkodok adalah saponin. Saponin merupakan senyawa kimia yang berasal dari metabolit sekunder yang banyak diperoleh dari bahan alami seperti tumbuhan. Senyawa ini bersifat seperti sabun dan dapat dideteksi berdasarkan kemampuannya membentuk busa. Di kehidupan sehari-hari kita sering melihat peristiwa buih yang disebabkan karena kita mengkocok suatu tumbuhan ke dalam air, hal tersebut disebabkan oleh senyawa ini. Saponin memiliki kemampuan sebagai pembersih dan antiseptik yang berfungsi membunuh dan mencegah pertumbuhan mikroorganisme. Senyawa ini juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan dalam pembuatan shampo dan detergen dalam bidang industri.

Senyawa lain yang terkandung dalam tumbuhan cengkodok yaitu glikosida merupakan zat kompleks yang mengandung gula yang ditemukan pada beberapa tumbuhan. Jumlah kandungan glikosida ditemukan sangat sedikit pada kebanyakan jaringan tumbuhan.
Senyawa turunan karbohidrat ini berperan terhadap pengobatan jantung, pencahar dan analgesik (obat penahan sakit).

Kandungan senyawa kimia lainnya yaitu steroid merupakan senyawa organik lemak sterol tidak terhidrolisis. Senyawa steroid yang berasal dari hewan (zoosterol) misalnya kolesterol, tetapi jika berasal dari tumbuhan disebut fitosterol. Steroid alam telah lama digunakan untuk pembuatan bahan baku obat di bidang farmasi. Senyawa steroid merupakan salah satu kandungan metabolit sekunder untuk mengobati gangguan kulit, diabetes, gangguan menstruasi, malaria dan antiinflamasi (anti radang). Obat dengan kandungan steroid sering digunakan atlet atau binaragawan untuk membentuk postur tubuh. Tetapi, penggunaan obat dari golongan steroid yang berlebih dapat menyebabkan efek samping seperti hipertensi, osteoporosis, moon face (bentuk wajah yang menggemuk), gangguan fungsi ginjal dan penurunan produksi sperma pada pria.

Tumbuhan cengkodok tumbuh di daerah yang mempunyai sinar matahari yang banyak, semak-semak belukar, lahan kosong yang subur, di pinggiran jalan dan hutan. Kecamatan Pontianak Utara yang merupakan daerah yang dilintasi garis Khatulistiwa memiliki sinar matahari yang berlimpah. Kecamatan ini juga merupakan daerah yang masih terdapat lahan kosong tak terpakai dan daerah yang mempunyai sejumlah ladang-ladang sayur dan buah, sehingga tumbuhan ini berpotensi untuk tumbuh liar di pinggir jalan atau di pinggir ladang-ladang yang ada di Kecamatan Pontianak Utara. Banyaknya tumbuhan cengkodok ini tidak dibarengi dengan pemanfaatan terhadap khasiat yang terkandung dalam tumbuhan ini. Tumbuhan ini hanya dibiarkan tumbuh dan berkembang begitu saja tanpa diambil atau dimanfaatkan untuk menjadi produk yang lebih bernilai.

Semakin berkembangnya pembangunan di Kecamatan Pontianak Utara dapat mempengaruhi kehidupan tumbuhan yang tumbuh di daerah ini, tidak terkecuali tumbuhan cengkodok. Saat ini saja, ketika masih banyak tumbuhan cengkodok yang tumbuh subur, kita tidak memaksimalkan manfaat dan khasiat dari tanaman ini. Bisa kita bayangkan berpuluh-puluh tahun kedepan, ketika tidak ada lagi lahan kosong atau tepian ladang tempat tumbuhnya tumbuhan cengkodok ini, mungkin anak cucu kita hanya dapat mendengar cerita atau hanya sekedar melihat gambar bahwa pernah ada tumbuhan liar bernama cengkodok yang tumbuh di derah kita. Perlu adanya upaya melestarikan tumbuhan-tumbuhan liar yang bermanfaat di daerah ini seperti misalnya pembangunan hutan kota agar tumbuhan ini tidak punah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar